Rabu, 16 April 2014

Artikel

Diposting oleh Unknown di 05.53 0 komentar
DEMONSTRASI TOLAK TAMBANG PASIR BESI PASEBAN


     Kemarin pulang ke rumah dalam rangka mengurus keperluan pemberkasan CPNS (*aku ketrima CPNS dengan cara yang ajaib, kapan2 aja aku tulis). Dari Malang aku berangkat habis maghrib, nyampe di rumah kira-kira pukul setengah sebelas malam. Di rumah sudah banyak orang ngumpul, jarang banget jam segitu masih ada warga yang ngumpul-ngumpul di desaku. Dari ibu, aku tau kalo ternyata tanggal 17 Desember 2009, warga desaku telah sepakat untuk mengadakan aksi damai, berdemonstrasi ke Pemkab dan DPRD Jember, dengan satu tujuan menolak tambang pasir besi yang ijin eksploitasinya telah dikeluarkan oleh bupati jember, MZA Djalal.

     Desaku berbatasan langsung dengan pantai laut selatan, tapi ombak di pantainya relatif kurang begitu besar layaknya ombak yang ada di pantai laut selatan lainnya. Hal ini di karenakan adanya pulau kecil yang bernama Nusa Barong yang memecah hantaman ombak sebelum sampe ke pantai. Di pesisir pantai kurang lebih sepanjang 2 km dari bibir pantai, terhampar padang pasir (*pasir hitam, yang kemudian hari diketahui sebagai pasir besi) yang memiliki bukit-bukit pasir yang lazim disebut sebagai “Gumuk” oleh masyarakat desaku. Di bawah padang pasir itu, terletak lahan persawahan penduduk yang tiap tahunnya menghasilkan banyak padi. Pada tahun 1994, ketika ada tsunami yang melanda pesisir pantai selatan termasuk daerah Banyuwangi, Padang pasir inilah yang menyelamatkan penduduk desaku dari hantaman air laut.

     Masalah muncul ketika desaku dipimpin oleh Lurah ekstra-pemberani, Ali Shodiqin. Dia lumayan visioner tapi cenderung kebablasan, Dan puncaknya adalah dia menawarkan padang pasir di pesisir desaku kepada Pemkab, untuk di eksploitasi menjadi tambang pasir. Penawaran yang dia lakukan didukung oleh segenap anggota BPD pada saat itu. Tapi celakanya, dia tidak memperhatikan aspirasi masyarakatnya.

   Saat ini, kepemimpinan desa telah berganti, dipegang oleh Sunanjar (*lurah yang lemot, yang bahkan ketika berbicara dengan aku ga berani melihat mataku!!). Apesnya, surat ijin ekploitasi padang pasir desa keluar pada saat si Sunanjar ini memimpin. Langsung timbul reaksi masyarakat, menolak eksploitasi padang pasir menjadi tambang pasir besi oleh pemkab. Alasan penolakan cukup simpel:
  • padang pasir itu telah terbukti sebagai bendungan alami dari ganasnya ombak laut selatan.
  • adanya ketakutan abrasi air laut yang bakal tak terbendung jika eksploitasi tetap dijalankan, yang tentunya akan merusak lahan persawahan yang merupakan sumber mata pencaharian bagi mayoritas warga desa.
     Tapi ijin telah terlanjur dikeluarkan, dan nampaknya Bupati MZA Djalal terlalu pengecut untuk mencabut ijin tersebut. Hingga demo tanggal 17 kemarin hanya ditemui oleh kadisperindag kabupaten Jember.

Kaum “ndas putih” dan degradasi NU.

     Pada saat penawaran padang pasir desa, Lurah Ali Shodiqin didukung oleh anggota BPD. Nah, anggota BPD ini kebanyakan merupakan kaum “ndas putih”, para haji yang memiliki kedudukan struktural di NU ranting dan Majelis wakil cabang NU (MWC-NU). Dengan semakin kuatnya penolakan masyarakat terhadap eksploitasi padang pasir desa, penghormatan terhadap para haji ini juga semakin menurun. Bahkan ketika kemarin tanggal 17, massa yang berangkat menuju pemkab jember, meneriakkan kata-kata ancaman ketika melewati rumah-rumah para “ndas putih”. “Miskan (*nama salah seorang ndas putih) tak obong lek sampe pesisir di keruk!!”begitu kurang lebih ancaman yang dilontarkan massa (*bukan apa2, tapi warga desaku telah tiga kali membakar hidup2 maling yang ketangkap).

     Agak miris memang, dengan mayoritas warga NU, tapi tokoh2 struktural NU di desaku sudah tidak lagi di hormati dengan adanya kasus ini. Hanya tokoh2 NU non-struktural yang masih ditakzimi oleh warga desa. Suatu perkembangan yang berbahaya bagi NU tentunya. Jika tetap dilanjutkan, biayanya akan terlalu besar.

   Saat ini warga desaku telah terpecah menjadi dua kubu, mayoritas kubu menolak tambang pasir besi, dan minoritas pendukung tambang pasir besi. Di keluargaku sendiri telah tepecah dengan cukup tajam. Keluarga Budhe yang kebetulan berbesanan dengan salah satu “ndas putih” merupakan pendukung ekploitasi padang pasir, sedangkan pamanku, merupakan tokoh penolak paling keras bagi tambang pasir ini.
Bahkan masyarakat telah melakukan pemboikotan terhadap usaha para pendukung tambang pasir besi, ada yang boikot untuk tidak membeli di tokonya-lah, ada yang memboikot untuk tidak mau bekerja di lahan sawah “ndas putih”-lah, dan banyak macam cara boikot yang aku sendiri ga pernah mengira bakal terpikirkan oleh orang2 di desaku.
Jika Bupati MZA Djalal tetap bersikeras melanjutkan ekploitasi tambang pasir besi ini, ada dua kemungkinan yang bakal terjadi:
  1. Masyarakat akan semakin terpecah dan sangat mungkin akan terjadi konflik horisontal yang bisa berujung pada bentrok fisik.
  2. Akan terjadi perusakan terhadap fasilitas peralatan penambangan pasir besi oleh masyarakat.
Jadi intinya, sangat mahal harga yang harus di bayar MZA Djalal bagi berlangsungnya tambang pasir besi ini.

Aku bangga

    Tanggal 17 Desember merupakan hari yang amat bersejarah bagi desaku. Hari itu, kurang lebih 2/3 warga desa dengan sepakat dan kebulatan niat berangkat untuk berdemo ke kantor Pemkab jember. Semua pekerjaan ditunda untuk hari itu. Ga ada yang membiayai, bahkan untuk menyewa 30 truk bak terbuka, warga desa urunan!! yang kaya 50-20 ribuan, yang ga terlalu kaya 10 ribu. Bekal makanan masing-masing membawa sendiri. Tiap rumah, minimal satu orang yang ikut berdemo. Semua berkumpul di jalan desa untuk kemudia diangkut dengan truk sewaan menuju kantor Pemkab. Dan, ga seperti perkiraanku, DEMO BERJALAN DAMAI!!! luar biasa!! untuk ukuran warga desaku yang rata2 cuman lulusan SMP tentu amat jauh kalo dibandingkan demo ala mahasiswa di Makassar!! tertib, aman dan damai!!

     Suatu kebanggaan tersendiri menjadi anak yang dilahirkan di Paseban. Warganya bisa begitu bersatunya, bahkan rela berkorban demi mencapai satu tujuan: kedamaian desa, dan kelangsungan kehidupan anak cucu.
*aku ga berharap banyak dengan menulis hal ini, tapi yang jelas, aspirasi penolakan itu murni dari warga!! bukan seperti aksi pihak pendukung tambang yang mulutnya telah dijejali uang pihak kontraktor tambang!!!

Senin, 14 April 2014

Sebuah cerpen sederhana :)

Diposting oleh Unknown di 07.22 0 komentar

PENCURI

Dulu ketika rumahnya sederhana dan sekarang seketika menjadi rumah yang sangat megah . Perilaku keluarga Pak Inggil menjadi berubah total ! Berada persis tepat di depan rumah Bu Anis , rumah Pak Inggil kini berubah seperti istana di antara rumah-rumah yang sederhana dan sangat sederhana dari para tetangganya .
Sebelum rumahnya direnovasi , Pak Inggil dan istrinya sangat ramah dan menjaga hubungan baik dengan para tetangganya , terlebih dengan keluarga Bu Anis yang rumahnya tepat di depan rumah Pak Inggil . Begitu dekatnya hubungan  bertetangga itu  , sehingga mereka layaknya seperti keluarga sendiri . Bila punya kelebihan makanan , Pak Inggil selalu menyuruh istrinya membaginya pada Bu Anis . “Kasihan . Bu Anis sudah janda , sedang 4 anaknya masih kecil-kecil . “ katanya . Bu Anis membalas kebaikan Pak Inggil dan istrinya dengan sikap kekeluargaan yang tak kalah intimnya . Sering Bu Anis membantu pekerjaan rumah Bu Yuli istri dari Pak Inggil tersebut tanpa pernah meminta imbalan . Mulai dari mencuci baju , menyeterika , sampai mengepel lantai pun pekerjaan itu dilakuin oleh Bu Anis .
Tapi Bu Yuli sangat tahu kalau membantu bersih-bersih di rumah tetangga merupakan sumber nafkah Bu Anis . Bu Yuli pun selalu memberi imbalan uang yang sangat pantas , sehingga hubungan bertetangga mereka sangat mesra dan harmonis . Tapi sekarang , kemesraan dan keharmonisan itu sudah tiada . Rumah Pak Inggil yang sekarang bertingkat dua dan megah seperti istana itu berpagar tinggi . Jangan lagi untuk menjenguk ke dalam rumah yang megah itu , untuk melihat teras depannya saja sekarang Bu Anis sudah tidak bisa lagi . Karena pagar rumah Pak Inggil sudah ditutup dengan fiberglas warna hijau muda . Maka kini hubungan mereka sangatlah jauh . Apalagi , sekarang Pak Inggil sudah memperkerjakan dua orang pembantu untuk mengurus rumahnya .
Bu Anis juga para tetangga lain , bisa memahami perubahan sikap Pak Inggil . Mereka memaklumi bahwa keluarga Pak Iggil seperti keluarga Orang Kaya Baru yang biasanya memang sombong . Para tetangga dan Bu Anis tak ambil peduli .
Tapi sore itu kuping Bu Anis memanas , karena motor bebek yang dipakai Renal anak pertama dari Pak Inggil menghilang . Mengetahui hal itu , dengan membuka pintu pagar yang sangat lebar , Pak Inggil yang baru saja pulang kerja langsung berteriak-teriak .
“Makanya , Renal , kamu itu jangan sembrono ! Nyimpan motor di luar pintu pagar , ya pasti dicolong pencuri ! Sekarang ini banyak pencuri yang lalu lalang kesana kemari apalagi orang yang di depan rumah kita ini !!!!! Ngerti kamu ? “
“ Ngerti Pak ,” jawab Renal lirih .
“Kamu juga harus tau,” tukas Pak Inggil pula . “ Banyak orang yang iri pada keluarga kita. Sehingga , orang yang tadinya baik , bisa jadi pencuri !”
Renal membisu .
Bu Anis , yang kala itu sedang menyapu teras depan rumahnya , merasa tersinggung oleh kata-kata Pak Inggil yang sepertinya sengaja dibidikkan kepadanya . Secara tidak langsung Pak Inggil telah menudunya sebagai pencuri .
Segera Bu Anis meletakkan sapunya . Tapi , ketika dia bergegas melangkah menghampiri rumah Pak Inggil , dengan tergesa dan menghentak Pak Inggil menutup pintu pagar depan rumahnya . Sedang Bu Anis yang sudah terlanjur dibakar api kemarahan , dengan sedikit kasar mengetuk-ngetuk pagar yang ditutupi fiberglas itu sambil berseru , “ Assalamualaikum!”
Terpaksa Pak Inggil membuka pintu pagarnya  dan segera menghampiri Bu Anis .
“ Ada apa Bu ? “ tanya Pak Inggil berlaga bego .
“ Pak Inggil menuduh saya mencuri motor bebek Renal ? “ suara Bu Anis memburu .
“ Ah , siapa bilang ? “Pak Inggil memasang mimik serius .
“ Saya dengar waktu Pak Inggil tadi berteriak memarahi Renal ,” kata Bu Anis .
“ Ah , itu mungkin hanya perasaan Bu Anis saja , “ suara Pak Inggil berubah menjadi santai dan ramah . “Percaya Bu , saya nggak menuduh siapa-siapa . Saya hanya memarahi Renal karena terlalu teledor menuruh motor bebeknya di depan rumah ini , kan sekarang banyak orangi yang lalu lalang Bu lewat jalan depan rumah kita ini . Jadi saya mana bisa menuduh orang sembarangan ? “
Bu Anis terdiam . Tak mampu untuk membela diri lebih jauh . Lalu tanpa ijin dia pergi meninggalkan halaman rumah Pak Inggil , walau di dalam hatinya masih tersimpan rasa kesal .
Sepeninggal Bu Anis , Pak Inggil menutup pintu pagar rumahnya sambil bergumam , “ Huh dasar orang miskin , ada orang ngomong sedikit keras aja tersinggung !”
Akhir-akhir ini , sore hari , sering kali pintu pagar depan rumah Pak Inggil terbuka lebar . Dan , beberapa kali ini juga Bu Anis secara tidak sengaja sering melihat Pak Inggil tengah duduk melamun .  Awalnya Bu Anis menduga bahwa Pak Inggil kelelahan karena sering seharian bekerja . Tapi , belakangan Bu Anis curiga , ketika mulai ramai bahwa disiarkan di beberapa saluran Tv , bahwa perusahaan milik Pak Inggil telah terbongkar mega korupsi .
Apakah Pak Inggil terlibat di dalamnya ? Bukan hanya Bu Anis saja tetapi para tetangganya mulai ramai berbisik-bisik tentang dugaan keterlibatan Pak Inggil . Dan , dugaan mereka tersebut benar bahwa kenyataannya , ketika siaran berita di TV menyebut-nyebut nama Pak Inggil terlibat di dalam mega korupsi itu .
Bu Anis menghela napas puas . Sakit hatinya kini terbalaskan saat anaknya yang baru pulang dari mengaji dirumah Ustadzah Lukman .
“ Makanya , Aura , kamu belajar ngaji yang baik . Biar moralmu baik . Agar kalau besok-besok kamu jadi pejabat , kamu nggak jadi pencui !”
Seakan-akan tahu kepada siapa ucapan ibunya ditujukan, cepat Aura menukas “ Ah , kalau pejabat bukan pencuri Bu , tapi korupsi !”
“Ah itu kan hanya istilah !” teriak Bu Anis .
“ Tapi hakekatnya sama saja , pencuri ! Banyak duit dari hasil mencuri saja sombong !”
Mendengar teriakan Bu Anis , Pak Inggil segera menutup pintu pagar rumahnya . Pak Inggil terburu-buru menutup rapat-rapat pintunya tersebut seakan-akan dia tahu bahwa teriakan itu ditujukan kepada dirinya .
Melihat ucapannya mengenai sasaran , Bu Anis dan Aura berpelukan sambil tersenyum penuh kemenangan. Beberapa hari yang lalu sang Ibu memang telah bercerita kepadanya , bahwa dia akan melampiaskan dendamya kepada Pak Inggil .
Kini sakit hati itu telah terbayar .



Cerpen Lucu :)

Diposting oleh Unknown di 07.18 0 komentar
EYELINER
Sebut saja Fitri namaku . Aku sekarang duduk di bangku SMA . Saat ini aku masih kelas XI jurusan IPA . Kalau lagi santai aku sering mengingat kejadian yang lalu tepat aku masih kelas 2 SMP . Kejadian yang sering muncul dibenakku adalah KENANGAN . Mungkin banyak kenangan yang kita ingat bisa kenangan indah , buruk , ataupun cerita lama .
            Pasti kalian juga pasti punya deh yang namanya kenangan di masa lalu . Mungkin yang sering di ingat malah . Nggak mungkin juga kalau orang nggak punya kenangan sama sekali J
            Contohnya saja aku ini , aku itu kalau udah keinget masa lalu , sering banget ketawa sendiri . Bukan gila tapi J atau malah nangis kalau keinget kenangan ya .. yang mungkin nyakitin banget buat aku . Nggak penting banget ya aku ini J
            Dulu itu aku beda banget sama yang sekarang iya mungkin menurut teman-teman aku masih kecil , seorang Fitri itu orangnya cupu , jelek , culun , jorok , nggak banget deh pokoknya .
Tapi ya alhamdulilah sekarang sudah menjadi lebih baik .
Kalau kamu lihat aku jaman dulu , kamu pasti nggak bakalan doyan , suka sama aku. Khususnya para cowok. Kamu pasti ngelihat aja ilfil. Soalnya aku itu orangnya cuek , tomboy , nggak mikirin penampilan sama sekali bagi aku penampilan itu nggak penting.
 Waktu aku SMP dulu , aku orangnya tomboy banget . Sering banget aku di ejekin temen-temen. Aku nggak punya yang namanya teman cewek , iya ada sih .. cuman jarang banget temenan sama anak cewek . Aku lebih suka temenan sama anak cowok . Soalnya menurut aku temenan sama anak cowok itu lebih menyenangkan , asik dan  nggak gampang cengeng . Coba saja kalau temenan sama anak cewek , di salahin dikit saja ngambek , mewek , nangis . Haduuuuh .. males banget deh! Mending temenan sama anak cowok J
Orang tua aku saja nggak pernah setuju kalau aku temenan sama anak cowok . Katanya , takut kalau anak satu-satunya yang cantik , imut , baik hati dan tidak sombong jadi nakal dan rusak . Maklum lah kalau mama bilang kayak gitu , soalnya sudah nggak ada yang bilang kayak gitu ke aku . Miris ya nasib aku L
Tapi di samping sifat aku yang nggak tertata atau malah bisa di anggap amburadul . Aku juga pengen loh punya PACAR . Nggak tau kenapa bisa kepikiran ke arah situ . Di kamus aku aja , aku sama sekali nggak pernah berminat untuk yang namanya cinta-cintaan .  Yaah .. mungkin saja karena aku sudah dewasa dan hasrat seorang wanita yang sedang di mabuk cinta .  Ciyee .. sok cinta-cintaan nih aku J
Kalau aku lagi melihat temen-temen lagi asik pacaran , aku itu ngerasa iri banget L . Iya jelas saja lah aku ngiri . Aku nggak mungkin banbget pacaran soalnya aku itu jelek tomboy . Mana ada cowok yang mau pacaran sama aku .
Mungkin karena aku sudah dewasa ya , jadi aku kepikiran sampai kesitu . Sempat aku cerita sama mapa. Eeh .. maksut aku mama papa J
  Ma , Fitri pengen pacaran ! “ sambil meluk mama .
‘ Fitri kok ngomong begitu ? kamu itu masih kecil sayang . Belum saatnya kamu pacaran , kalau sudah dewasa baru boleh . Fitri kan masih SMP . “ mama menjawab sambil tertawa .
Melihat mama sama papa ketawa , aku langsung pergi ke kamar . Aku itu pengen marah banget tahu nggak sih , aaaah! Ternyata nggak seperti yang di harapkan . 
‘ Fitri , kamu kenapa sayang ? Mau kemana itu ?
Mau berenang ma ! ‘ jawabku dengan singkat
‘ Ngapain kamu berenang sayang ? Sudah malam !
‘ Sudah tau Fitri ke kamar masih saja tanya mama ini ! Iya nggak mungkin lah Fitri malam-malam begini renang ! tauuk aah gelap ..
‘ kalau gelap di hidupin saja sayang . “ Mama menjawab tiba-tiba
Aku sama sekali tidak menjawab . Habis aku itu sebel banget . Orang lagi serius masih saja di ajakin bercanda K
Paginya pas waktu di sekolah aku melihat temen-temen lagi berdandan . Aku cuman ngelihatin dari bangku aku saja . Tapi lama-lama aku jadi penasaran . Pas aku mau lagi melihat , eeeh pak guru datang . Terpaksa deh nggak jadi L
Sepulang sekolah , aku ngehampirin temen aku yang lagi berdandan tadi .
‘ Kamu lagi ngapain ?  ‘ tanyaku bingung
‘ Inikan aku lagi dandan . ‘ jawabnya tanpa melihat aku dan sedang asik memoles wajahnya itu .
‘ Ngapain sih pakai begituan ?
‘ Iya biar cantik lah ! biar wajahnya nggak kayak kamu yang nggak terawat itu . Biar cowok-cowok naksir sama aku . ‘ dengan wajah sinis .
‘ ooh , gitu yaa ? biar bisa dapet pacar juga kan ?
‘ Kamu itu nyebelin banget deh ya ! tanyak terus daritadi . ‘ dengan emosi dia menjawab .
Aku langsung pulang saat itu juga , males denger dia marah-marah . Iya mungkin dia sebel sih gara-gara aku cerewet gangguin dia yang lagi asik berdandan .
Sesampai dirumah aku kepikiran sama omongan temenku tadi . Kalau dia pakek itu biar bisa cantik dan disukai sama cowok. Jadi aku pengen banget deh pakek begituan . Aku kan pengen banget kalau aku punya pacar . Asiiiiiiik J
Aku pakek alat dandan mama aah , kan mama lagi nggak ada dirumah . Aku nyoba itu deh . Aku cari alat yang dipakai temenku tadi . Ternyata mamaku punya itu semua . Tapi aku bingung banget , gak tau gimana caranya pakai alat ini .
Karena aku nggak bisa cara makai alat ini jadi aku minta tolong sama bibi buat ngajarin aku pakai alat rias ini . Aku diajarin alat rias yang namanya EYELINER . Terus aku coba alat itu , aku polesi ke bulu mata aku . Nggak nyangka baru pertama kali pakai dan ternyata aku bisa . aku seneng banget . Melihat mata aku yang indah setelah dipermak , aku nggak berhenti-henti ngaca J
Nggak puas dengan keadaan ini , aku melihat bibi saat itu mau pergi ke pasar .
‘ Bi , mau kemana ?
‘ Ini non , bibi mau ke pasar beli pesenan mama tadi , ‘ jawabnya dengan lembut .
‘ Mana bi aku saja yang pergi kepasar ! Bibi ngurusi saja pekerjaan bibi yang belum kelar . ‘
Aku langsung pergi ke pasar pakai sepeda motor . Barangkali saat itu aku ketemu cowok terus naksir aku . Kan aku sudah cantik .
Sepulang dari pasar aku kecewa banget , teryata nggak ada cowok sama sekali . iya ada sih .. , tapi bapak-bapak. Aku itu pengennya cowok sepantaran . Nyesel banget aku uda dandan gini . Dijalan aku pasang wajah yang cemberut . Belum nyampek rumah ujannya malah datang . Dijalan aku dilihatin banyak orang sambil ketawa-ketawa . aku kan jadi bingung .. K  salah satu orang ternyata bertanya kepadaku .
‘ Kamu kenapa non ? Habis keroyokan ya ? tanyanya sambil tertawa .
Tapi aku nggak ngejawab apa yang ditanya orang tadi , aku hanya menunduk dan memilih diam . Saat aku sampai rumahku , pas lagi mau kaca-an di spion . Aku asli kaget banget . Pantes orang-orang tadi ketemu aku tertawa semua , sampai ada juga yang nanyain sendiri ke aku . Ternyata memang ada yang ganjal di wajahku . EYELINER yang aku pakai di mata aku tadi terkena hujan dan akhirnya ngelunturin mata aku . lingkaran ke-2 mata aku kena lunturnya eyeliner . Kayak orang habis ditonjokin . Yaa ampun sumpah deeh aku malu banget . Trauma juga atas kejadian itu . Pengen cantik ternyata susah ya L kejadian yang sangat memalukan bangeeeet bagi aku .

JARAN KENCAK

Diposting oleh Unknown di 07.12 0 komentar


A.    Judul              : JARAN KENCAK
B.    Pengertian  :
JARAN adalah kata yang diambil dari Bahasa Osing . Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia JARAN yaitu KUDA .
KENCAK mungkin yang pertama kali muncul dalam benak adalah sebuah pertunjukkan tari-tarian spektakuler dari Bali. Kencak memang dikenal luas sebagai salah satu karakter dalam mitologi Bali. Sebenarnya kencak sendiri bukan hanya bisa dimainkan oleh tari-tarian dari Bali saja, tetapi dalam tradisi Banyuwangi ini kuda juga bisa mempertunjukkan kemahirannya dalam menari mengikuti alunan lagu .
·         Kesenian Jaran Kencak sebenarnya adalah kesenian asli Madura yang dipakai untuk bersenang-senang. Seiring penyebaran masyarakat Madura yang begitu besar di pulau Jawa, menjadikan kesenian Jaran Kencak juga mulai dikenal dan berkembang di Jawa Timur, termasuk di Banyuwangi.
Yang dinamakan kencak itu kan cara memainkan kaki bergantian. Jadi kakinya harus tepat mengikuti gendang. Bila gong besar berbunyi tanda lagu selesai maka kuda akan berhenti dengan sendirinya.

C.     Latar Belakang:
Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang memiliki berbagai macam kebudayaan . Dinas Pariwisata mendata kurang lebih ada 40 macam kebudayaan / kesenian yang ada di Banyuwangi . Misalnya seperti gandrung , seblang olehsari, seblang bakungan , ndok-ndokan, patrol, rebowekasan , petik laut , jaran kencak dan masih banyak lagi kesenian/kebudayaan lainnya. Dalam kali ini saya akan membahas tentang Kesenian Jaran Kencak . Meski zaman kian bergulir dan terus berusaha untuk melibas budaya-budaya lama, namun budaya warisan yang sudah turun temurun dilaksanakan rutin setiap tahun itu masih tetap bertahan dengan terus berupaya mempertahankan kemurnian kebudayaan itu sendiri. Kesenian Jaran Kencak ini merupakan salah satu diantara yang dapat dinikmati jika oleh wisatawan jika berkunjung ke daerah Banyuwangi . Prosesi ini berhubungan dengan situs syukuran , biasanya digunakan saat sunatan ataupun arisan . Dengan bergulirnya waktu kesenian jaran kencak sekarang dikolaborasikan dengan dengan tarian Gandrung sehingga berganti nama menjadi Jaran Kencak Paju Gangrung . Lagu-lagu yang dimainkan, akhirnya juga memakai lagu gandrung. Yakni, Seblang Lukinto, Podho Nonton, Pacu Gandrung, Seblang Sebuh, Sekar Jenang, Kembang Pepe, Suntring-suntring dan Kembang Dirmo . Ternyata , dengan cara seperti ini mungkin akan membuat lebih banyak orang yang menonton.


D.    Pembahasan           :
·        Asal-usul Kesenian

Gending-gending jawa kuno ditabuh dari Gamelan pada suatu siang yang terik. Dua ekor kuda hitam, lengkap dengan kostum berwarna mencolok tiba-tiba masuk ke area pentas. Mengikuti aba-aba sang pelatih, kuda jenis sandel memperagakan aksinya, ditengah kerumunan penonton yang sudah memadati tempat mentas sejak pagi hari. Dua kuda itu mengangguk-angguk sembari mengepak-ngepakkan kakinya mengikuti tabuhan gamelan. Selain menari, dua kuda itu juga menunjukkan aksinya, duduk dan berdiri dengan dua kaki.
Setelah gending pertama dan kedua selesai dibawakan, para pesinden mulai bernyanyi gending-gending Tari Gandrung. Tak lama kemudian, seorang gadis berkostum Gandrung Banyuwangi masuk ke area pentas. Sang Gandrung menari-nari, sesekali mengibaskan selendang merahnya ke arah kuda. Seperti layaknya manusia, dua ekor kuda itu terlihat kompak menari bersama Gandrung mengikuti tabuhan gamelan hingga selesai.
Ilustrasi diatas adalah diskripsi singkat bagaimana jalannya Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung, saat ditampilkan oleh Masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri. Sesuai namanya, kesenian ini mengkolaborasikan kesenian Jaran Kencak dengan Tari Gandrung Banyuwangi. Sekilas penampilan kesenian rakyat ini cukup memukau, karena memperagakan kelincahan kuda-kuda Sandel dan Tarian Gandrung yang cukup populer bagi masyarakat paling ujung timur Pulau Jawa ini. Bukan hanya di Boyolangu, setiap kali ada pentas kesenian ini memang tidak pernah sepi penonton. Selain kemahiran menari, daya tarik kesenian Jaran Kencak adalah kostum kuda yang berwarna mencolok. Seperti kemul (selimut/pelana) berwarna kuning keemasan, mahkota atau Jamang bercorak bunga warna warni, kalung dada, dan lengkap dengan ulur di sepanjang punggung kuda.
Rugito, salah satu pemilik kesenian ini mengatakan, Jaran Kencak berarti kuda-kuda yang lincah menari mengikuti lagu. “Yang dinamakan kencak itu kan cara memainkan kaki bergantian. Jadi kakinya harus tepat mengikuti gendang. Bila gong besar berbunyi tanda lagu selesai maka kuda akan berhenti dengan sendirinya” Jelas Rugito yang baru 5 tahunan ini menekuni Kesenian Jaran Kencak.
Rugito menceritakan, untuk mendapatkan kuda-kuda yang pandai menari memang membutuhkan latihan khusus. Satu kuda membutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk bisa lincah menari dari musik yang diperdengarkan dari tape. Kuda yang dipakai untuk kesenian ini berjenis Sandel yang biasa diperoleh dari Sumbawa. Jenis Sandel ini, kata Rugito, dipilih karena memiliki bentuk fisik lebih tinggi dibanding kuda-kuda biasa.Menurut Rugito, setidaknya ada 15 orang di Banyuwangi yang memiliki Kuda Sandel. Mereka membentuk komunitas dengan menggelar arisan. Bagi yang memperoleh arisan tersebut, maka diwajibkan menggelar Kesenian Tari Kencak. Dalam perkembangan selanjutnya, kata Rugito, Kesenian ini marak ditanggap untuk acara sunatan.
“Tadinya Jaran Kencak ini untuk ngarak sunatan. Jadi anak yang sunat dinaikkan ke punggung kuda lalu diarak keliling kampung” . Namun lambat laun, semakin sedikit orang yang mau menanggap Jaran Kencak. Karena tidak begitu menjanjikan lagi, sebagian dari pemilik Jaran Kencak ada yang menjual kudanya dan beralih ke profesi lain. Dari sepinya peminat inilah, kata Rugito, sekitar 1990 muncullah ide dari seseorang penekun Jaran Kencak bernama Ahmad Bajuri, untuk mengkolaborasikan Jaran Kencak dengan Tarian Gandrung.
Nama keseniannya pun dirubah menjadi Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung. Lagu-lagu yang dimainkan, akhirnya juga memakai lagu gandrung. Yakni, Seblang Lukinto, Podho Nonton, Pacu Gandrung, Seblang Sebuh, Sekar Jenang, Kembang Pepe, Suntring-suntring, dan Kembang Dirmo. Sejak dirintis pertama kalinya hingga sekarang, perpaduan Jaran Kencak dengan Tari Gandrung mendapat respon yang besar dari masyarakat.
Sang Pencipta kolaborasi, Ahmad Baijuri menuturkan, idenya menggabungkan dua kesenian ini adalah untuk menyemarakkan Kesenian Jaran Kencak supaya lebih diminati masyarakat Banyuwangi. Apalagi saat itu, Tari Gandrung masih cukup digemari dan sering ditanggap. ” Saya berharap, dengan memadukan Gandrung, Jaran Kencak lebih banyak ditonton orang,” Harap Baijuri.

Kontroversi

Namun dilain sisi, Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung masih menyisakan kontroversi. Sebagian pihak menyayangkan perpaduan dua kesenian yang berbeda secara filosofi tersebut.
Sebagian pihak memang menilai Kesenian ini adalah hasil akulturasi Kesenian Jaran Kencak dengan Gandrung Banyuwangi. Namun, ide memadukan dua kesenian ini disayangkan oleh sebagian pihak lainnya. Fatrah Abal, salah satu Budayawan Banyuwangi mengatakan, Kesenian Gandrung memiliki nilai sejarah kepahlawanan yang tinggi. Itu nampak dari Gending-gending Gandrung, yang apabila diterjemahkan berisi seruan semangat untuk masyarakat Banyuwangi setelah kalah melawan Penjajah Belanda dalam perang Bayu tahun 1771.
“Kalau gendhing-gendhing Gandrung diserap maknanya, arti Gandrung sendiri adalah mengharapkan. Pada zaman dulu, pencipta kesenian Gandrung mengharapkan masyarakat banyuwangi yang tersisa 5 ribu akibat perang, kembali bersemangat dan tetap tinggal di Banyuwangi. Barangkali saja kalau tidak ada gandrung, mungkin orang banyuwangi akan habis, karena mati atau pergi”, tutur Fatrah yang saat ini menyiapkan buku tentang Gendhing-gending Gandrung.”
Menurut Fatrah, perpaduan dua kesenian ini terlalu dipaksakan, sehingga dapat digolongkan sebagai penyimpangan. Apalagi motif utamanya, kata Fatrah, hanya untuk komersial, sehingga tidak memiliki makna berarti kecuali sekedar menjadi tontonan.
Namun, menurut Fatrah, baik buruknya kesenian ini tetap ia serahkan kepada masyarakat. Tugas para peggiat Budayalah, katanya, yang harus berperan untuk memberikan pemahaman tentang keberadaan Tarian Gandrung yang telah ditetapkan menjadi maskot Banyuwangi.

·        Scope Pembahasan Kesenian (tata busana, music, rias, syair/mantra, nyanyian, hidangan, dll)
< Tata busana dan rias

JARAN KENCAK :
v  kemul (selimut/pelana) berwarna kuning keemasan
v  mahkota atau Jamang bercorak bunga warna warni
v kalung dada dan lengkap dengan ulur di sepanjang punggung kuda.
GANDRUNG :
v  Omprog atau pernah disebut “omprong” yaitu hiasan kepala seperti mahkota yang dibuat dari kulit lembu dengan berbagai ragam pahatan, serta diberi rumbai pada bagian belakang sebelah bawah yang dihiasi dengan warna kuning emas, di bagian atas dihiasi kembang goyang yaitu bentuk untaian bunga yang terbuat dari kulit atau logam ditopang dengan per dengan warna kuning emas sehingga saat gandrung menari dapat bergoyang.
Basahan yaitu terdiri dari :
v  Kemben, yang di buat dari kain beludru warna hitam dan juga di sebut “utuk” biasanya di bagian belakang dituliskan nama penarinya serta dihiasi halon kuning emas.
v  Kelat bahu, yang di Bali di sebut Gelang Kana, terbuat dari kulit lembu berpahatkan bentuk ragam naga karangrang, dengan sunggingan dan warna dasar kuning emas.
v  Ilat-ilat atau lamak,yang terbuat dari kain beludru warna hitam yang di hiasi dengan halon warna kuning emas.
v  Pending, yaitu ikat pinggang dari logam selebar lebih kurang 4 cm biasanya berwarna kuning emas atau putih perak gemerlapan.
v  Gelang dan cincin, biasanya juga merupakan hiasan harian bagi penari itu sendiri.
v  Sembong, yaitu hiasan yang terbuat dari kain beludru yang di pergunakan sebagai hiasan penutup bagian depan pinggulnya dan di hiasi dengan halon warna kuning emas.
v  Oncer, yaitu potongan kain kecil-kecil pendek berwarna kuning, putih, hijau dan merah yang di tempatkan di sekeliling pinggangnya sebagai pengisi pada bagian-bagian pinggang yang tidak tertutup oleh sembong dan biasa di sebut sembongan.
v  Sampur, yaitu sehelai selendang merah yang ujungnya diberikan rumbai-rumbai warna kuning emas dikalungkan di leher dan berjuntai kebawah, yang berfungsi sebagai penghias gerak-gerak tarinya, dahulu sewaktu dilakukan oleh seorang penari pria, pemasangannya diselipkan pada bagian pinggangnya.
v  Kain panjang, dengan pemakaian yang agak tinggi di atas mata kaki dan di bawah lutut biasanya dipergunakan kain panjang batik Gajah Oling dengan warna dasar putih.
v  Kipas, yang biasanya di pegang tangan kanan, kadang-kadang juga bagian kanan dan kiri.
v  Kaos kaki warna putih, penggunanya mungkin bersamaan dengan mulai di pergunakannya biola sebagai pengganti rebab.
Kemudian tentang unsur riasnya, dipergunakan borehan badan berwarna kuning emas, yang disamping berfungsi sebagai lulur dan merupakan unsur mempercantik warna kulit penarinya, semula juga mengandung unsur-unsur magis, sebagaimana penggunaan warna kuning emas untuk lambang keagungan, yang dipergunakan sejak jaman dahulu. Pakaian seperti tersebut diatas mirip dengan pakaian seorang penari istana. Unsur-unsur busana dan rias inilah merupakan unsur kebudayaan yang timbul dari unsur-unsur kekeratonan dan hidup pula sampai sekarang walaupun keratonnya sendiri sudah tidak ada lagi.
< MUSIK , SYAIR / MANTRA

Kesenian jaran kencak paju gandrung ini sekarang menggunakan musik , syair / mantra dari gandung itu sendiri . Lagu-lagu yang dimainkan yakni, Seblang Lukinto, Podho Nonton, Pacu Gandrung, Seblang Sebuh, Sekar Jenang, Kembang Pepe, Suntring-suntring dan Kembang Dirmo .

Ini contoh dari syairnya :
- Jaran Dawuk ya nyiriga
Nyiriga ring alun-alun
Wis wayahe widodari teka
- Condro dewi mandosia
Moro mundur mekar sore
Kembang petetan
- Yyadu paman wis aju kelendi
Ngranjang gula wis wayahe erek-erekan
Terjemahan bebasnya sebagai berikut :
- Kuda kelabu bergeraklah
Bergerak dilapangan
Sudah saatnya seorang bidadari hadir
- Wajah wanita cemerlang
Maju mundur berkembang sore hari
seperti bunga hiasan
- Ya Paman lalu bagaimana
Keranjang gula sudah saatnya berhadapan
Alat-alat musik yang digunakan :
v  Biola atau baolah sebanyak 2 buah, yaitu bentuk instrumen yang berfungsi sebagai pembuat melodi gending yang dibawakannya, Tehnis penggesekan Biola serta penyajian lagu yang disajikan sesuai dengan tradisi daerahnya dan tidak sama dengan penggunaan biola pada jenis musik lain.
v  Kethuk, 1 ancak yang terdiri dari 2 buah pencon, berfungsi sebagai pembuat irama dan memperta-jam rithme untuk menambah manisnya irama gendhing-gendhing yang dibawakan.
v  Kendang1 buah atau kadang-kadang 2 buah, merupakan unsur pokok yang mampu menyatukan ritme serta tempo permainannya agar lebih harmonis disamping itu juga berfungsi sebagai pengatur irama dan penuntun atau pemantap unsur-unsur berbagai tari yang dibawakan oleh penari Gandung dan Jaran Kencak.
v  Gong2 buah gong yang berfungsi sebagai pemanis suara indah pada akhir komposisi nada.
v  Kluncing1 buah, yaitu bentuk segitiga terbuat dari besi dengan teknis memainkan menggunakan sebuah tongkat besi pendek dipukul-pukulkan pada kedua bagian sisi segitiga tersebut sehingga menghasilkan suatu suara yang berbentuk irama dan suasana yang meriah, biasanya penabuh peralatan ini jugaberfungsi sebgai pengudang atau pembimbing gandrung dalam penampilannya.
E.     Tinjauan berbagai aspek :
·        Aspek Perjuangan / heroism
Sebagai kesenian yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat sampai dengan sekarang, maka tidak lah sedikit peranan kesenian jaran kencak paju gandrung ini. Pada setiap penampilan kesenian jaran kencak ini memukau para penonton sehingga tidak asing untuk dilihat . Kesenian jaran kencak paju gandrung ini sangat dipertahankan agar tidak langka dengan seiringnya zaman berputar . Dari pertama kali muncul jaran kencak ini banyak warga yang ikut serta dalam menonton tapi lama-kelamaan mereka bosan akan hal tersebut . Tak kalah hebatnya seseorang penekun jaran kencak berhasil mengkolaborasikan Jaran Kencak dengan Tarian Gandrung . Sehingga para penonton tidak lagi jenuh dalam melihat kesenian tersebut , malah mereka bangga bahwa kesenian tersebut masih berkembang.
·         Aspek Sosial Kemasyarakatan
Kehidupan kesenian jaran kencak paju gandrung yang memang ber akar dan didukung oleh masyarakat tentunya memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan social masyarakat. Setiap penampilan kesenian jaran kencak paju gandrung selalu dihadiri para penggemarnya yang terdiri dari berbagai etnis dan agama, mereka bersama-sama menikmati tarian dan gending-gending jaran kencak paju gandrung dalam satu arena secara damai . Perlu disadari bahwa menciptakan rasa kesatuan dan persatuan dari masyarakat multi etnis merupakan hal sangat penting dan menjadi tanggung jawab bersama, kegiatan-kegiatan berkesenian mempunyai daya tarik yang besar untuk mengikat rasa persaudaraan tidak terkecuali kesenian jaran kencak paju gandrung.
·        Aspek Seni dan Budaya
Tradisi ini dapat memberikan budaya karena merupakan suatu kebiasaan dalam masyarakat yang masih bertahan . Keberadaan kesenian jaran kencak paju gandrung memperkaya khasanah kesenian tradisional di Banyuwangi. Penampilan nya yang sangat dinamis mempengaruhi bentuk-bentuk penampilan pada jenis kesenian ini . Hal ini menandakan bahwa kesenian jaran kencak paju gandrung diterima oleh masyarakat dan mudah berinteraksi atau mudah berakulturasi dengan kesenian yang lain.
·        Aspek Ekonomi
Setiap penampilan kesenian jaran kencak paju gandrung akan melibatkan 2 orang yang memegang kuda , 2 kuda , 6 pemain musik dan 1 orang sampai 5 orang penari gandrung, Hal ini belum termasuk petugas pengatur sound system, genjot dan lain-lain yang secara tidak langsung merupakan lapangan pekerjaan yang melekat dan dapat memberikan nafkah kepada mereka. Belum lagi efek ikutan yang terbawa dengan adanya pementasan kesenianjaran kencak paju gandrung seperti ramainya para pedagang makanan dan mainan yang ikut bergabung meramaikan setiap pementasan, akan mempercepat perputaran roda ekonomi di kalangan masyarakat luas.
F.     Kesimpulan dan Saran
Kesenian Jaran Kencak sebenarnya adalah kesenian asli Madura yang dipakai untuk bersenang-senang. Seiring penyebaran masyarakat Madura yang begitu besar di pulau Jawa, menjadikan kesenian Jaran Kencak juga mulai dikenal dan berkembang di Jawa Timur, termasuk di Banyuwangi.  Tidaklah berlebihan manakala masyarakat Banyuwangi terutama para warga Banyuwangi bertekad untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung dan bahkan pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah mengangkat kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung ini sebagai salah satu dari beberapa kesenian yang ada di Banyuwangi. Semoga upaya-upaya yang dilakukan baik masyarakat dan pemerintah untuk tetap mempertahankan kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung sebagai kesenian rakyat yang digemari, disukai dan ditumbuh kembangkan menjadi kenyataan.
 

Sheila Nurvatisna Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review